
Bagaimanakah kelanjutannya? Adakah musuh sepadan yang akan ditemuinya? Siapa lagi yang akan menjadi korban Jurus Tanpa Bentuk yang dimilikinya? Bagaimana pula dengan petualangan asmaranya? Adakah sosok perempuan yang setia menemaninya hingga akhir hayatnya?
Saya harus sabar menunggu hingga buku ke-4. Bacaan dan hikayat silat yang hebat menurut saya. Nagabumi dari jilid 1 hingga 3 tak seluruhnya fiksi dan imajinasi Seno semata. Di dalamnya dituturkan peta bumi yang merentang dari Jambudiva hingga Negeri Atap Langit (China/Tibet). Bahkan detail bangunan, nama-nama gedung juga tempat-tempat keramat dituturkan persis sesuai kenyataan sesungguhnya.
Sejenis dengan Kho Ping Ho, Nagabumi mengisahkan dunia persilatan dan pertarungan para pendekar berdasar peta bumi dan wilayah yang nyata. Bahkan konon disebutkan, Asmaran S Kho Ping Ho ketika membuat komiknya dipandu oleh peta wilayah yang memang nyata.
Nagabumi yang mengisahkan petualangan pendekar Tanpa Nama agak berbeda dengan cerita silat semisal Kho Ping Ho. Sejauh yang saya tahu, pada Nagabumi disertai catatan kaki referensi dan keterangan tentang istilah-istilah yang dipakai. Kutipan-kutipan ajaran Sun Tju tentang seni perang juga kebijakan hidup banyak berserakan di halaman demi halaman buku ini.
Walhasil ketika membaca Nagabumi saya tidak sekadar beroleh debar pertarungan hebat para pendekar dengan jurus-jurus yang aneh untuk saling melenyapkan tapi juga disuguhi tuntunan dan ajaran filsafat Timur. Diantara gerak melenting para pendekar di atas pohon dan wuwungan rumah. Siasat saling intip, dan mencari kelengahan lawan, saya beroleh informasi tentang petuah, strategi dan cara bersikap menghadapi hidup.
Nagabumi, bagi saya adalah bacaan yang sarat imajinasi juga informasi. Doxa juga episteme. Buku yang bisa memberikan pencerahan dan kerinduan. Dan memang benar, pengarang hebat dan berhasil adalah dia yang menyisakan rindu yang hebat dan hasrat sua dengan tulisan-tulisan berikutnya.[]