Berita"Membangun Soliditas, Memastikan Kebersamaan dan Kekompakkan

“Membangun Soliditas, Memastikan Kebersamaan dan Kekompakkan

-

- Advertisment -spot_img

Dalam arahannya yang disampaikan di hadapan peserta Rapat Kerja Fakultas Ushuluddin, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag menyampaikan pokok-pokok pikiran penting tentang UIN Sunan Gunung Djati Bandung di masa depan. Dalam penjelasannya, Rektor menegaskan bahwa UIN Sunan Gunung Djati Bandung menghadapi situasi dan tantangan yang tidak mudah. Karena itu, menurut Rektor dibutuhkan soliditas, kerjasama dan kekompakkan dari setiap civitas akademika.

Kehadiran rektor dalam rapat kerja fakultas Ushuluddin yang juga dibarengi oleh para wakil rektor meminta fakultas Ushuluddin untuk ikut siaga dan terlibat secara intens dalam menghadapi tantangan masa depan. Tantangan krusial yang dihadapi itu, menurut Rektor adalah disrupsi dalam dunia pendidikan. Disrupsi dalam dunia pendidikan merujuk pada perubahan-perubahan signifikan dalam cara pendidikan diselenggarakan, baik itu melalui penerapan teknologi ataupun faktor-faktor lain yang dapat mengganggu bahkan merubah cara-cara tradisional perguruan tinggi beroperasi.

Karena itu menurut Rektor, dalam menghadapi disrupsi dalam dunia pendidikan ini, UIN sebagai perguruan tinggi Islam perlu mempertimbangkan bahkan menjadi keharusan untuk menunjukkan sikap proaktif dengan melahirkan dan mengembangkan pikiran-pikiran inovatif, kerja-kerja produktif, memanfaatkan teknologi, dan mengembangkan strategi jangka panjang yang dapat memperkuat identitas keislaman sambil tetap relevan di tingkat global.

Ibarat sebuah kapal yang tengah berlayar di lautan luas yang dalam, dengan gelombang yang tinggi dan besar, kapal UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus siap menghadapi resiko itu. Kapal UIN Sunan Gunung Djati, menurut Rektor, tidak boleh oleng atau tenggelam. Dalam kepungan cuaca yang tidak pasti, di tengah terjangan hujan dan kilatan petir yang menyambar-nyambar, perjalanan kapal tidak boleh menyimpang dari route perjalanan yang telah ditentukan. Ia harus sampai di pulau harapan mengantarkan penumpangnya dengan selamat sampai tujuan. Menurut Rektor, Fakultas Ushuluddin adalah bagian dari kapal besar itu. Oleh karenanya rektor meminta fakultas Ushuluddin untuk ikut memastikan kapal besar UIN Sunan Gunung Djati selamat di pulau harapan yang dituju.

Menurut Rektor, route perjalanan kapal UIN itu terkandung dalam visi UIN, yaitu “Menjadi Universitas Islam yang Unggul, Kompetitif, dan Inovatif Berbasis Rahmatan lil ‘Alamin di Asia Tenggara Tahun 2029”. Menurut Rektor, dirinya adalah nahkoda, dan sebagai nahkoda, ia bertanggungjawab untuk memastikan visi itu terlaksana dengan baik. Kuncinya menurut Rektor adalah kerja-kerja inovatif disertai kekompakkan dan kebersamaan dalam mewujudkannya.

Keunggulan harus menjadi sesuatu yang dimiliki dan menjadi pembeda UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan Perguruan Tinggi Islam lainnya. Faktanya, UIN hari ini telah menunjukkan capaian itu dengan prestasi-prestasi yang sangat membanggakan. Keunggulan beserta prestasi-prestasi istimewa yang diraih selama ini secara secara otomatis menunjukkan bahwa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sudah sangat kompetitif. Hanya saja menurut Rektor, Unggul dan Kompetitif akan menjadi sangat bermakna jika ia diteguhkan oleh prinsip “rahmatan lil’ alamin”.

Rahmatan lil’alamin adalah terminologi agama yang menjelaskan tentang kebermanfaatan sebuah tindakan. Apa gunanya unggul dan kompetitif jika ia tidak menebarkan nilai-nilai baik yang bermanfaat. Dengan itu, menurut Rektor, kehadiran UIN dengan seluruh pencapaiannya tidak hanya mendatangkan manfaat untuk masyarakat kampus sendiri, tapi juga memiliki nilai guna dan dirasakan secara kongkrit oleh masyarakat luas (Red).[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest news

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah sebuah tindakan, melainkan nama. Konon, ia adalah nama sebuah suku...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya bahwa Affan Kurniawan, seorang driver ojol harus meregang nyawa di...

Postmodernisme dalam Lanskap Agama: Renungan Filsafat, Teologi dan Kehidupan Kaum Beriman

Prolog Ada masa ketika manusia percaya bahwa kebenaran seumpama “menara tunggal”. Ia menjulang tinggi, berdiri kokoh, tak tergoyahkan, semacam menara...

One Piece: Mimpi Kebebasan dan Kemerdekaan

Agustus kembali datang, seperti aliran waktu yang tak pernah lelah mengulang. Baligo, umbul-umbul juga bendera-bendera merah putih bermunculan, berkibar...
- Advertisement -spot_imgspot_img

Kelana Filsafat di Belantara Sains

"Filsafat adalah seni bertanya yang membuka, bukan ilmu yang menutup perkara." (Anonimous) Filsafat tidak lahir dari kepastian, melainkan hadir dari...

Retorika “Dari Bawah”

Seorang teman memperlihatkan potongan video kepada saya yang menampilkan Cak Imin yang mengatakan, “kalau ada yang tak tumbuh dari...

Must read

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya...
- Advertisement -spot_imgspot_img

You might also likeRELATED
Recommended to you