RefleksiBelajar Dari Nietzsche

Belajar Dari Nietzsche

-

- Advertisment -spot_img

“Jika ingin berjuang untuk kedamaian jiwa dan kebahagiaan, percayalah! Jika ingin menjadi pengikut kebenaran, bertanyalah!” (F. Nietzsche)

Saya kira, pernyataan Nietzsche di atas bukanlah kalimat untuk memberi kepastian, tetapi mungkin dimaksudkan untuk mengguncang alas tempat kita berdiri.

Jika kita menilik, kalimat itu bukanlah kalimat perintah; ia lebih menyerupai bisikan yang mengandung luka dan ironi. Bahwa kedamaian dan kebenaran, dua hal yang sering kita anggap serupa, kadang lahir dari jalan yang berbeda, bersimpang bahkan saling berseberangan.

Mungkin saja, percaya adalah tindakan melipat dunia. Ia bisa melahirkan rasa tenteram karena tidak banyak bertanya dan menyoal banyak hal. Ia sejenis keikhlasan dan kerelaan untuk membiarkan malam tetap malam. Cahaya tetap menjadi cahaya, tanpa perlu sibuk bertungkus lumus membedah apa yang membuat keduanya ada. Boleh jadi, percaya adalah sebentuk cinta yang berserah.

Seorang yang ingin bahagia. Ingin damai. Tidak akan terlalu lama tinggal dalam kegelisahan pertanyaan —ia akan memilih mendekap, bukan merekonstruksi apalagi mendekonstruksi. Dalam percaya, ada ketenangan. Ada kelegaan. Dalam kelegaan, ada diam. Dan dalam diam, barangkali jiwa bisa istirahat tenang.

Tapi tampaknya, kebenaran tidak selalu datang dari sikap diam. Sesekali ia bisa datang dari kegelisahan melalui suara yang bertanya. Boleh jadi suara itu semacam bisikan. Di lain waktu, ia kadang menggema sebagai teriakan di batok kepala yang menuntut untuk diselesaikan. Bagi sebagian orang, bertanya adalah gangguan terhadap kenyamanan dan stabilitas —sebuah tindakan melukai dan merobek kedamaian demi kemungkinan melihat apa yang sesungguhnya tersembunyi.

Mungkin saja, kebenaran bukan untuk mereka yang ingin tenang. Ia untuk mereka yang siap dan “rela kehilangan arah”. Meragukan semua, bahkan menggugat dirinya sendiri. Dan dalam pertanyaan, tidak ada jaminan bahwa kebahagiaan akan hadir. Yang ada hanya kemungkinan: bahwa yang semula diyakini kukuh ternyata rapuh. Dan yang tak pernah terpikirkan justru benar.

Boleh jadi, pernyataan Nietzsche itu seumpama lorong bercabang: satu menuju taman, satu menuju jurang. Tapi mungkin, hidup bukan soal memilih satu jalan lalu melupakan jalan yang lain. Bagi saya, mungkin juga bagi yang lain, hidup adalah tentang tahu bahwa keduanya ada. Ada yang percaya, ada yang bertanya. Ada yang nyaman dalam diam, dan ada yang menggugat mempertanyakan.

Dan barangkali, itulah yang membuat hidup layak untuk dijalani. Tabik!

Allahu a’lam[]

Previous article
Next article

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest news

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah sebuah tindakan, melainkan nama. Konon, ia adalah nama sebuah suku...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya bahwa Affan Kurniawan, seorang driver ojol harus meregang nyawa di...

Postmodernisme dalam Lanskap Agama: Renungan Filsafat, Teologi dan Kehidupan Kaum Beriman

Prolog Ada masa ketika manusia percaya bahwa kebenaran seumpama “menara tunggal”. Ia menjulang tinggi, berdiri kokoh, tak tergoyahkan, semacam menara...

One Piece: Mimpi Kebebasan dan Kemerdekaan

Agustus kembali datang, seperti aliran waktu yang tak pernah lelah mengulang. Baligo, umbul-umbul juga bendera-bendera merah putih bermunculan, berkibar...
- Advertisement -spot_imgspot_img

Kelana Filsafat di Belantara Sains

"Filsafat adalah seni bertanya yang membuka, bukan ilmu yang menutup perkara." (Anonimous) Filsafat tidak lahir dari kepastian, melainkan hadir dari...

Retorika “Dari Bawah”

Seorang teman memperlihatkan potongan video kepada saya yang menampilkan Cak Imin yang mengatakan, “kalau ada yang tak tumbuh dari...

Must read

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya...
- Advertisement -spot_imgspot_img

You might also likeRELATED
Recommended to you