Refleksi“Beragama-Berhati”

“Beragama-Berhati”

-

- Advertisment -spot_img

Pasti benar, beragama membutuhkan pengetahuan. Mustahil seorang bisa melaksanakan kewajiban beragama jika tak dibimbing dan dicukupi oleh pengetahuan. Pengetahuan seumpama alat yang memampukan orang beragama untuk mengenali bagian-bagian tertentu dari agama.

Bahkan iman yang sering disebut sebagai inti beragama yang paling abstrak meniscayakan kehadiran pengetahuan. “Imanmu bisa bertambah dan berkurang, pengetahuanlah yang memampukannya”, begitu kata seorang ahli agama.

Tapi pengetahuan saja cukup. Ada banyak “orang-beragama-berpengetahuan” tapi masih menumpuk-numpuk harta dengan membiarkan orang lain di sekitarnya kelaparan. Ada banyak “orang-beragama-berpengetahuan” tapi menjadikan bermewah-mewah sebagai ukuran kesuksesan. Kita memburu kesuksesan bahkan ketenaran dengan ukuran sebagaimana orang lain melakukannya. Inilah “das-Man” dalam pikiran Martin Heidegger: manusia yang tidak otentik karena terseret gaya hidup manusia kebanyakan.

Para sufi punya jalan lain. Beragama juga membutuhkan hati. “Orang-beragama-berhati” mengolah pengetahuan menjadi kesadaran, menjadi nilai yang menerangi tindakan yang akan dilakukan. Benar hatinya, benar pula tindakannya. Sebaliknya rusak hatinya, rusak pula seluruh tindakannya.

“Beragama-berhati” adalah menumbuhkan cinta sebagai dasar tindakan. Mungkin benar apa yang dikatakan Rumi, “berwudhulah dengan cinta sebelum berwudlu dengan air, karena sholat tidak boleh dilakukan dengan hati yang iri dan dengki”. Allahu a’lam[]

Previous article
Next article

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest news

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah sebuah tindakan, melainkan nama. Konon, ia adalah nama sebuah suku...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya bahwa Affan Kurniawan, seorang driver ojol harus meregang nyawa di...

Postmodernisme dalam Lanskap Agama: Renungan Filsafat, Teologi dan Kehidupan Kaum Beriman

Prolog Ada masa ketika manusia percaya bahwa kebenaran seumpama “menara tunggal”. Ia menjulang tinggi, berdiri kokoh, tak tergoyahkan, semacam menara...

One Piece: Mimpi Kebebasan dan Kemerdekaan

Agustus kembali datang, seperti aliran waktu yang tak pernah lelah mengulang. Baligo, umbul-umbul juga bendera-bendera merah putih bermunculan, berkibar...
- Advertisement -spot_imgspot_img

Kelana Filsafat di Belantara Sains

"Filsafat adalah seni bertanya yang membuka, bukan ilmu yang menutup perkara." (Anonimous) Filsafat tidak lahir dari kepastian, melainkan hadir dari...

Retorika “Dari Bawah”

Seorang teman memperlihatkan potongan video kepada saya yang menampilkan Cak Imin yang mengatakan, “kalau ada yang tak tumbuh dari...

Must read

Amok dan Vandalisme: Luka Kolektif dalam Taman Kebersamaan

Vandalisme. Ia datang dari kisah sejarah. Mula-mula ia bukanlah...

Affan: Hilangnya Martabat Manusia

Hingga tulisan ini selesai dibuat, saya masih belum percaya...
- Advertisement -spot_imgspot_img

You might also likeRELATED
Recommended to you