Di tribun, saya menyatu dengan ribuan bobotoh. Tenggelam dalam lautan suara, ikut merayakan puncak pencapaian Pangeran Biru. Di balik sorak kegembiraan dan gegap gempita...
Seusai sahur, setelah sholat subuh, saya “memaksakan” diri berjalan kaki. Menikmati pagi. Mengkhidmati tarikan nafas yang masih diamanatkan Tuhan. Memasrahkan tubuh untuk didekap hawa...
Saya tumbuh dan besar di sini. Saya hidup bersama organisasi ini. Seumpama biji kehidupan, beruntung saya ditanam di tanah yang subur. Disirami air hujan...
Apalah gunanya omongan jika ia tak bermetamorfosa menjadi tindakan dan kerja. Sekadar omong, ia mungkin tak akan mengubah apapun. Seumpama gema yang memantul, gaung...
Berulang-ulang, pagi menemui manusia. Ia seperti mengabarkan bahwa sesuatu yang ajeg dan rutin itu pasti hadir dan kembali. Bersama dingin yang menyentuh lembut, menyelusup...
Pagi adalah sebuah keniscayaan, tapi pada pagi juga saya menemukan keragaman. Matahari yang tanpa malu-malu menyinari. Burung yang bercicit riang menyambut datangnya siang. Daun...
Kuasa Tuhan, yang telah mencipta tumbuhan, yang darinya lahir biji yang kemudian dinamai kopi. Kuasa Tuhan pula, jika pada sebiji kopi ada banyak manfaat...
Prolog
Ada masa ketika manusia percaya bahwa kebenaran seumpama “menara tunggal”. Ia menjulang tinggi, berdiri kokoh, tak tergoyahkan, semacam menara...