
Apalah gunanya omongan jika ia tak bermetamorfosa menjadi tindakan dan kerja. Sekadar omong, ia mungkin tak akan mengubah apapun. Seumpama gema yang memantul, gaung juga raungnya bisa saja memecah telinga dan mencuri perhatian tapi sebentar kemudian ia segera hilang. Senyap.
Omongan bisa saja menggugah bahkan mungkin mengubah keadaan. Tapi sebagai susunan kalimat lisan ia tak akan bersifat kekal, ia bisa kehilangan magnet pesonanya jika ia tak berjejak dalam realitas yang kongkret.
Terlebih hari ini, rasanya kita terlalu banyak omong tanpa benar-benar merasa dan tepa selira. Berondongan omongan lebih terkesan basa-basi, tanpa isi dan substansi. Ia cenderung tergerus wabah kebiasaan yang tak lagi tulus
Lalu orang malas mendengar. Seumpama pepatah, “masuk telinga kanan, keluar telinga kiri”. Inilah kenapa dalam dunia tulis menulis berlaku dalil, “Verba volant, scripta manen” (ucapan menguap, tulisan menetap).
Ya, sekadar omong apa gunanya!
Kerja (labor), karya (work), lalu tindakan (action) adalah mekanisme yang bisa mengubah omong menjadi nyata. Dalam terang pikir Hannah Arendt ketiga ikhwal itu disebutnya sebagai “Vita Activa”. Disebut begitu, karena ketiga ikhwal ini adalah sesuatu yang niscaya bagi manusia. Ini juga yang menjadi “differentia specifica” manusia dengan hewan bahkan dengan kehidupan para dewa sekalipun.
Secara rigid, Arendt memang membedakan cara kerja ketiganya, bagaimana ia beroperasi dan memengaruhi kehidupan manusia. Misal, kerja dalam pemahaman Arendt adalah aktivitas manusia yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan biologis dan keberlangsungan hidup. Ia bersifat siklus karena terus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Karya adalah aktivitas yang menciptakan benda-benda lama dan dunia buatan manusia. Berbeda dengan kerja yang dilakukan untuk bertahan hidup, karya menciptakan sesuatu yang lebih permanen. Sedangkan tindakan adalah aktivitas manusia yang bersifat politik dan sosial yang terjadi dalam interaksi dengan orang lain di ruang publik. Pada tindakan ada keniscayaan hadirnya orang lain.
Tapi Vita Activa secara serampangan bisa saja kita katakan sebagai mekanisme yang membuat omongan menjadi penuh makna dan terhormat.
Kata harus diberi nyawa. Kerja, karya dan tindakanlah yang menghidupkannya. Acta, non verba!